Tuesday 30 November 2010

mereka menyebutnya anti omek

Sebagai seorang mahasiswa tidak asing lagi kita mendengar kata "OMEK" (organisasi ekstra kampus) yaitu dunia pergerakan mahasiswa yang saat ini memiliki pandangan negatif dari beberapa kalangan mahasiswa itu sendiri. Beberapa kalangan mahasiswa yang tidak setuju akan keberadaan omek ini beranggapan bahwa mahasiswa yang mengikuti omek biasanya memiliki kepentingan golongan dari omek yang mereka ikuti. Oleh karena itu secara tak sadar mereka membuat komunitas anti omek dalam kampus. Mahasiswa yang menganggap mereka anti omek biasanya mereka akan apatis pada saat pemilihan wakil mahasiswa untuk duduk di kelembagaan kampus. Desas-desus negatif omek pun sangat cepat merebak terlebih saat menjelang pemilu mahasiswa. Nah, masalahnya apakah mahasiswa yang menyebut dirinya anti omek itu telah benar-benar mengerti apa omek itu?
Omek yang sering beredar di tataran kampus dan masih terdengar gaungnya anatara lain KAMMI (Kesatuan Aksi mahasiswa Muslim Indonesia, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan mahasiswa Nasionalis Indonesia), dan sebagainya. Sebenarnya jika kita usut lagi apa sih tujuan dan manfaat dari keikutsertaan mahasiswa dalam omek? Coba deh searching tujuan dari omek itu sendiri apa sebenarnya. Sempat saya lihat dan dengarkan, sebenarnya tujuan dari setiap omek itu baik dan banyak manfaat yang bisa didapatkan saat mengikuti sebuah omek terlebih untuk mempelajari politik dalam tataran kampus. Sehingga tak bisa dipungkiri lagi, mahasiswa yang tergabung dalam omek biasanya memiliki kelebihan dalam mengelolah suatu organsasi dan menduduki posisi strategis dalam kampus.
Menurut saya alangkah baiknya sebagai mahasiswa yang belum benar-benar mengetahui apa itu omek dan apa itu anti omek, kita tidak langsung menjudge bahwa omek itu buruk dan anti omek itu baik atau sebaliknya. Alangkah bijaknya jika kita menilai kinerja teman-teman kita yang tergabung dalam omek dan duduk di kursi eksekutif maupun legislatif dalam kampus, profesionalkah mereka? atau kita juga bisa melihat kinerja temen-teman kita yang menyebut bahwa dirinya anti omek. handalkah mereka? Allahua'lam :)   

1 comment yuuk. .:

Anonymous said...

ada dua hal efek setelah adanya sebuah tindakan yang baru muncul... yaitu PRO dan KONTRA.. seuatu itu dikatakan anti, bukan semerta-merta langsung terjadi konflik yang menyeluruh...

pertanyaan nya... apakah anda tau kenapa terjadi konflik sosial yg sedemikian rupa, yang kemudian terwujud pandangan baru yang berkembang menjadi paham ke "anti" an terhadap pemikiran yang diberlakukan secara generatif di dalam sebuah kepemimpinan politik khusunya di dalam KAMPUS?????

bagaimana pihak Pro Omek menanggapi kehadiran paham ini di awalnya???

apa saja efek yang terjadi saat FAPERIK molai membangun rezimnya, yg kemudian PMP mulai menggeliat di HUKUM dan FE (dulu) di diambil alih oleh organisasi intranya???

anti itu bukan berarti jelek atau baik...
anti itu adalah sebuah pergeseran budaya dengan tindakan atau cara yaitu melakukan perlawanan, seperti kalian melawan rezim suharto...
anti itu tercipta karena terjadi sebuah ketimpangan politik yang berimbas pada ketimpangan bidang lain....
anti itu adalah dinamisasi seperti penjajahan berubah mjd orde lama kmdian mjd orde baru yang akhirnya menjadi reformasi....

percayakah anda rivalisasi di FE adalah rivalisasi satu kontrakan??

we againts you because we are your brothers, same like you to us..

-eks eksekutor IE-KMFEUB '05 -

Post a Comment

tulis komentar sesuai hati nurani anda :) ga usah pake esmosi . .